Pada hari itu semua binatang ternak, hewan buas dan burung-burung diadili. Setiap tandukan, cakaran dan kejahatan lainnya dibalas setimpal. Kemudian dikatakan kepada mereka, “Jadilah kalian debu!” semua hewan itu pun menjadi debu. Ketika itu orang-orang kafir yang tahu bahwa mereka akan disiksa selama-lamanya menyesal dan berkata, “Andai saja aku menjadi debu.” Ini tercantum dalam firman Allah SWT :
يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الْأَرْضُ [النساء: 42[
Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai Rasul ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah. (QS an Nisa; 42)
Kemudian terdengar seruan, “Dimanakah Lauhul Mahfudz!” Lauhul Mahfudz datang dalam keadaan terbata-bata suaranya karena keagungan Tuhan. Lalu Allah berfirman kepadanya, ”Dimanakah apa yang telah Aku tulis padamu: Taurat, Zabur, Injil dan Furqan (al-Quran)?” Ia berkata, “Wahai Tuhan, Ruhul Amin (Jibril) telah memindahkannya dariku.”
Maka didatangkanlah Jibril dalam keadaan ketakutan dan kedua lututnya gemetar. Allah berfirman kepadanya, “Wahai Jibril, Lauhul Mahfudz berkata bahwa engkau telah memindahkan kalam dan wahyu-Ku darinya. Apa ia benar?” Jibril menjawab, “Benar Tuhanku.” Allah lalu berfirman, “Apa yang engkau lakukan dengannya?” Jibril berkata, “Aku menyampaikan Taurat kepada Musa, menyampaikan Zabur kepada Dawud, menyampaikan Injil kepada Isa dan menyampaikan al-Furqan kepada Muhammad SAW. Aku sampaikan pula semua risalah kepada setiap Rasul dan semua shuhuf (lembaran kitab suci) kepada yang berhak menerimanya.”
Tiba-tiba datang seruan, “Dimana Nuh!” Nabi Nuh didatangkan dalam keadaan seluruh tubuhnya bergetar. Allah berfirman kepadanya, “Wahai Nuh, Jibril berkata bahwa engkau termasuk orang yang diutus.” Nabi Nuh berkata, “Benar.” Kemudian dikatakan “Apa yang engkau lakukan dengan kaummu?” Nabi Nuh menjawab, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).” Maka datanglah seruan, “Dimana kaum Nuh!” kemudian mereka didatangkan dalam satu kelompok dan ditanya, “Ini saudara kalian, Nuh. Ia berkata bahwa ia telah menyampaikan risalah.” Mereka berkata, “Ya Tuhan kami. Ia telah berdusta, ia tidak menyampaikan apa pun kepada kami.” Mereka mengingkari risalah Nabi Nuh. Maka Allah berfirman, “Wahai Nuh! Apakah engkau memiliki saksi?” Beliau menjawab, ”Benar wahai Tuhanku, saksiku atas mereka adalah Muhammad dan umatnya.” Kaum Nuh berkata, “Bagaimana bisa demikian? Kami adalah umat terdahulu sedangkan mereka adalah umat terakhir.” Maka didatangkanlah Nabi SAW kemudian Allah berfirman, “Hai Muhammad, Ini Nuh memintamu bersaksi.” Lalu Nabi SAW bersaksi untuk Nabi Nuh atas risalah yang disampaikannya. Nabi SAW membacakan ayat :
إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ [نوح: 1[
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. (QS Nuh: 1)… dst
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. (QS Nuh: 1)… dst
Kemudian Allah berfirman, “Telah datang atas kalian kebenaran dan telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.” Lalu kaum Nuh diperintahkan untuk digiring ke neraka sekaligus tanpa mizan (penimbangan amal) dan tanpa hisab (perhitungan).
Kemudian muncul seruan, “Dimana Hud!” Kaum Nabi Hud pun diperlakukan sebagaimana perlakuan kepada kaum Nabi Nuh. Ketika Nabi Hud meminta persaksian atas kaumnya, Nabi SAW dan umatnya yang terpilih membacakan ayat :
كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ [الشعراء: 123[
Kaum 'Aad telah mendustakan para rasul.(QS asy-Syuara:: 123)
Kaum 'Aad telah mendustakan para rasul.(QS asy-Syuara:: 123)
Kaum Nabi Hud pun kemudian diperintahkan masuk ke dalam neraka seperti kaum Nabi Nuh.
Kemudian dipanggil, “Wahai Shaleh! Wahai Tsamud!” Mereka pun datang. Nabi Shaleh juga meminta persaksian ketika kaumnya mengingkarinya. Maka Nabi SAW membacakan ayat :
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ [الشعراء: 141[
Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. (Asy-Syuara : 141) dst.
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ [الشعراء: 141[
Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. (Asy-Syuara : 141) dst.
Kemudian setiap nabi dan umatnya dipanggil satu demi satu sebagaimana yang diisyaratkan di dalam al-Qur'an:
ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا كَذَّبُوهُ فَأَتْبَعْنَا بَعْضَهُمْ بَعْضًا وَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ فَبُعْدًا لِقَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ [المؤمنون: 44[
ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا كَذَّبُوهُ فَأَتْبَعْنَا بَعْضَهُمْ بَعْضًا وَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ فَبُعْدًا لِقَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ [المؤمنون: 44[
Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya. Maka Kami ikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS Al Mukminun: 44)
Ayat-ayat al-Quran mengisyaratkan tentang generasi-generasi umat yang dzalim seperti kaum Tarukh, Taruh, Duha, Asira, dan yang lain sampai kepada kaum Ras, Tuba`, dan kaum Nabi Ibrahim. Kaum-kaum ini akan dimasukkan ke neraka tanpa adanya mizan dan hisab disebabkan pengingkaran mereka atas risalah para rasul. Di hari itu mereka terhijab dari Allah, dan Allah mengutus perantara untuk berbicara dengan mereka. Siapa yang melihat Allah dan berbicara secara langsung dengan-Nya tidak akan diazab.
Kemudian Nabi Musa bin Imran dipanggil. Beliau datang bagai daun yang tertiup angin dengan kulit yang menguning dan dua lutut bergetar karena keagungan Tuhan. Allah berfirman kepadanya, “Hai putra Imran. Jibril mengatakan bahwa ia telah menyampaikan risalah Taurat kepadamu. Apakah engkau bersaksi bahwa ia telah menyampaikannya?” Nabi Musa menjawab “Ya (aku bersaksi).” Kemudian dikatakan kepadanya, “Pergilah ke mimbarmu dan bacakan apa yang telah diwahyukan Tuhanmu.” Nabi Musa naik ke mimbarnya dan mulai membacakan Taurat. Semua orang yang berada di padang mauqif memperhatikannya. Nabi Musa membacakan kitab Taurat dengan suara yang indah, persis seperti hari diturunkannya. Demikian indahnya sampai para ahli Taurat mengira bahwa yang mereka dengar itu lain, tidak pernah dibacakan kepada mereka sama sekali.
Kemudian datang seruan, “Dimana Dawud!” Nabi Dawud datang dalam keadaan gemetar seakan daun yang tertiup angin. Kedua lututnya bergetar dan kulitnya memucat. Allah berfirman kepadanya, “Hai Dawud, Jibril berkata bahwa ia telah menyampaikan kepadamu Kitab Zabur. Apakah engkau bersaksi bahwa ia telah menyampaikannya?” Nabi Dawud menjawab, “Ya, wahai Tuhanku.” Kemudian dikatakan kepadanya, “Pergilah engkau ke mimbarmu dan bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu.” Nabi Dawud menaiki mimbarnya kemudian mulai membaca Kitab Zabur. Dia adalah manusia yang bersuara sangat indah.
Kemudian berserulah seorang penyeru, “Dimana Isa putra Maryam?” Nabi Isa pun datang dan berdiri di pintu para rasul. Kemudian Allah berfirman kepadanya:
أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ [المائدة: 116[
Adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?"(QS al-Maidah: 116)
Adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?"(QS al-Maidah: 116)
Maka Nabi Isa bertahmid kepada Allah dengan sungguh-sungguh selama yang dikehendaki Allah, kemudian memuji-Nya dengan banyak pujian. Lalu Nabi Isa mulai merendahkan dirinya seraya berkata:
سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ [المائدة: 116[
"Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib."(QS al-Maidah 116)
Allah ridha dengan jawaban itu dan berfirman :
هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ [المائدة: 119[
“Ini adalah suatu hari dimana kebenaran menjadi bermanfaat. (QS al-Maidah : 119)
“Ini adalah suatu hari dimana kebenaran menjadi bermanfaat. (QS al-Maidah : 119)
“Wahai Isa, pergilah ke mimbarmu dan bacalah Injil yang telah disampaikan Jibril kepadamu.” Nabi Isa mengiyakan perintah Allah ini, lalu menaiki mimbarnya dan membacakan Kitab Injil. Semua mata melihat kepadanya karena indahnya alunan dan dengung suaranya. Beliau membacanya dengan sangat indah sehingga para ahli Injil mengira mereka sama sekali tidak pernah mengetahuinya. Kemudian kaumnya terbagi menjadi dua, para pendosa bersama dengan para pendosa yang lain. Sedangkan orang-orang yang beriman bersama orang-orang yang beriman lainnya.
Kemudian datanglah seruan, “Dimana Muhammad?” Maka Beliau pun didatangkan. Allah berfirman kepadanya, “Wahai Muhammad, ini Jibril mengatakan bahwa ia telah menyampaikan al-Quran kepadamu.” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Itu benar wahai Tuhanku.” Maka dikatakan kepada beliau SAW, “Pergilah ke mimbarmu dan bacakanlah.” Lalu Rasulullah SAW membaca al-Quran dan mendatangkannya sebagaimana ketika diturunkan.
Suaranya merdu dan indah. Orang-orang bertakwa merasakan gembira dan wajah-wajah mereka ceria. Sedangkan para pendosa wajahnya tertutup debu kotor. Demikian indahnya suara Nabi ketika membaca al-Quran ini, sehingga umatnya mengira mereka tidak pernah mendengarkannya sama sekali.
Suaranya merdu dan indah. Orang-orang bertakwa merasakan gembira dan wajah-wajah mereka ceria. Sedangkan para pendosa wajahnya tertutup debu kotor. Demikian indahnya suara Nabi ketika membaca al-Quran ini, sehingga umatnya mengira mereka tidak pernah mendengarkannya sama sekali.
Ketika pembacaan kitab-kitab ini selesai maka terdengar seruan,
وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ } [يس: 59[
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat. (QS Yasin:59)
وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ } [يس: 59[
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat. (QS Yasin:59)
Semua yang berada di mauqif terdiam diliputi ketakutan besar. Para malaikat berbaur dengan jin dan jin berbaur dengan manusia. Semua bagaikan sebuah gelombang. Lalu terdengarlah seruan, “Hai Adam, kirimkan orang untuk masuk kedalam neraka.”
Nabi Adam bertanya, “Berapa banyak wahai Tuhanku?”
“Dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan ke neraka dan satu orang ke surga.”
Kemudian para pengingkar Tuhan, orang-orang lalai dan para pendosa dikeluarkan dari kelompok itu dan digiring ke neraka kelompok demi kelompok sehingga hanya sedikit yang tersisa. Merekalah orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, para penduduk surga yang mulia. Sebelum orang-orang ini dimasukkan ke surga dan neraka, terjadi peristiwa-peristiwa besar lainnya yang insya Allah akan diulas dalam Asyratus Saah berikutnya.
0 Response to "KETIKA PARA NABI DIADILI"
Posting Komentar